DAGING DAN TULANG
DAGING DAN TULANG
( PERUMPAMAAN TENTANG PENGHASILAN )
“Sejak saya kerja sebagai supir Grab, penghasilan saya kaya daging.” Begitu jawabnya saat ditanya soal penghasilan nariknya sehari-hari. Hal yang biasa ditanyakan kepada pengemudi transportasi daring. Entah karena ingin tahu, atau sekedar basa – basi waktu macet di daerah Cileungsi. Saat itu saya dan mama dalam perjalanan dari Jonggol ke Cibubur. Yang rupanya merupakan sebuah keberkahan bagi kami, dan pengemudi yang waktu itu juga hendak pulang ke daerah Kampung Rambutan.
“(penghasilan) Yang saya dapet pas di Grab, kaya daging, Mas. Hari ini dapet hari ini abis. Besok, ya cari lagi. Kaya daging, kan gampang dikunyah tuh.” Dia melanjutkan, “Beda mas waktu saya kerja di daerah Sumatera, pas saya kerja di kebon, lebih susah sih dapet duitnya, cuman itu kaya tulang. Lebih lama abisnya.”
Selanjutnya Bapak ini menjelaskan, kalau mendapat uang bisa seperti daging yang mudah sekali digigit dan bisa langsung terasa. Tanpa kerja begitu rupa, uang didapat. Hanya saja karena mudah, biasanya pengeluarannya juga mudah. Karena ada biaya operasional lain yang jumlahnya lumayan besar seperti uang perawatan mobil, bahan bakar, dan lain – lain.
“Kalo tulang kan kita sampai mesti gerogotin, sedot sari – sarinya. Tapi ga abis – abis.” Tentu dibanding daging, tulang tidak begitu jadi pilihan saat kita makan. Tapi Bapak ini menjelaskan, saat dia bekerja di Sumatera, walau tanahnya baik untuk tanaman, Bapak ini harus jalan agak jauh melewati tempat yang sulit selama berjam-jam untuk mencari air bersih. Selain itu kalau panen, juga tidak bisa langsung menghasilkan uang karena harus dijual lagi di pasar yang jaraknya jauh. Meski begitu, uangnya lebih bisa disimpan, karena kebutuhan makannya juga tercukupi dari hasil tanah di sana.
Kemudian bapak ini menjelaskan, dalam keadaan yang sulit, kita menemukan hal yang seperti tulang, butuh usaha lebih mendapatkan rasanya. Tapi sari di dalam tulang itu walau jumlahnya sedikit, baik untuk tubuh. Walau uang yang kita dapat dalam jerih lelah kita sedikit tapi ada hal berharga yang lebih dari pada uang. Dalam kekurangan kita belajar mengelola agar dapat mencukupi kebutuhan dan bersukacita bersama orang yang akan selalu menerima kita apa adanya, keluarga. Dan jika cara mendapat penghasilan kita semudah makan daging, kita belajar juga agar tidak khawatir, seperti bapak ini bilang, “Yah tinggal nyari lagi.”
Tentu kita tidak ingin seceroboh itu dengan berkata besok pasti ada lagi lah, karena kita tidak tahu hari esok. Tapi kita bisa belajar bahwa, bapak ini dan keluarga tidak khawatir, melainkan tetap mengusahakan pekerjaannya sebaik-baiknya. Tentu kita juga tidak ingin sampai sesulit makan tulang untuk mendapatkan kebutuhan kita, kita menggunakan setiap sumber daya kita untuk mendatangkan kenyamanan, tapi jika kenyamanan itu belum datang, ya bersabar dan nikmati sari yang sedikit itu dengan ucapan syukur.
Jangan khawatir akan pemenuhan kehidupan kita, sabar dan tekun dalam menjalani bagian kita sebaik- baiknya. Selamat tahun baru 2018, semoga setiap target kita tahun ini membawa kita terus progresif.
0 Response to "DAGING DAN TULANG "
Post a Comment